Panti
Asuhan KARENA KASIH didirikan pada tanggal 14 Februari 1993. Namanya
KARENA KASIH itu betul-betul didirikan karena
kasih.
Ide mendirikan Panti Asuhan yatim-piatu ini diawali oleh Dr.Suhento
Liauw, ketua pendiri, setelah menghadiri sebuah acara presentasi
tentang panti asuhan dari Taiwan. Sementara itu secara beruntun juga
terdorong oleh berbagai faktor serta setelah berkesempatan untuk
melihat keadaan panti-asuhan lain di Jakarta.
Akhirnya,
setelah membagi dorongan hati nurani untuk menolong anak-anak yatim
piatu itu kepada orang-orang yang dijumpai, ternyata mereka setuju.
Segera setelah berhasil mengumpulkan Rp.30 juta, maka segera
membayar panjar sebuah rumah yang harganya Rp.50 juta, yang terletak
di Jl. Telaga Murni III No.29, Sunter Kangkung, Jakarta Utara.
Anak-anak
pertama yang ditampung ialah empat bersaudara yang berstatus yatim
sebab ayah mereka meninggal karena penyakit kanker. Semua kemampuan
telah habis untuk pengobatan sang ayah, sehingga sepeninggal sang
ayah, ibu mereka hanya hidup dari menjahit. Keadaan mereka sangat
memprihatinkan. Mereka akhirnya menjadi anak Panti KARENA KASIH yang
pertama. Dan beberapa minggu kemudian masuk lagi dua anak sehingga
menjadi enam anak.
Yayasan
yang didirikan untuk mengelola Panti KARENA KASIH ini ialah Yayasan
PEKA yang terdiri dari 27 anggota. Lima bulan setelah Yayasan PEKA
berdiri, Dr.Suhento Liauw harus melanjutkan study ke Amerika. Panti
KARENA KASIH akhirnya diurus oleh para pengurus yang ada di Jakarta.
Karena masing-masing sibuk dengan pekerjaannya maka kehidupan
anak-anak KARENA KASIH agak susah. Namun sebagian pengurus telah
berkorban sedemikian rupa sehingga rumah yang ditempati bisa
dilunaskan, dan kehidupan mereka semua bisa dipertahankan.
Akhirnya
tahun 1995, Dr. Suhento Liauw menyelesaikan studynya dan pulang ke
Indonesia. Karena beliau adalah seorang Gembala (pendeta), tentu
banyak mengenal dan bertemu orang, maka promosi tentang Panti KARENA
KASIH berjalan semakin baik. Sejak saat itu pengurus yayasan sering
mengadakan rapat, dan setiap kali rapat pasti membicarakan masalah
dana sehingga sebagian pengurus yayasan tidak berani hadir. Sebagian
terkesan tidak mau peduli lagi dengan kebutuhan Panti KARENA KASIH.
Karena
pengurus yang aktif semakin sedikit, kelihatannya kemampuan Yayasan
PEKA bahkan sulit untuk mencukupi kebutuhan hidup anak-anak KARENA
KASIH, apalagi membangun secara fisik. Akhirnya tanpa melupakan jasa
pengurus Yayasan PEKA, sebagian pengurus memutuskan untuk mendirikan
Yayasan GRAPHE untuk menanggulangi pembangunan fisik. Yayasan GRAPHE
perlu didirikan untuk mengakomodasi orang-orang baru agar ada
pembangunan fisik yang sangat dibutuhkan. Dengan tenaga baru, yaitu
Yayasan GRAPHE, akhirnya sebuah gedung dengan harga Rp.400 juta,
tambah pajak dan surat-surat, dan renovasi, yang keseluruhannya
sekitar Rp.500 juta bisa dibeli. Kebutuhan akan rumah yang baru itu
mendesak karena setelah kerusuhan rasial yang membenci orang
Tionghoa, anak-anak KARENA KASIH yang kebetulan secara mayoritas
adalah Tionghoa, mengalami teror setiap keluar-masuk lokasi panti
yang dikelilingi orang-orang rasialis. Karena mengasihi mereka, maka
pengurus Yayasan GRAPHE dengan segenap kekuatannya berusaha
mengumpulkan Rp.500 juta, yang sebagian besarnya berasal dari
pengurus itu sendiri. Sejak didirikan sampai hari ini, yang paling
banyak menyumbang Panti KARENA KASIH ialah pengurus Yayasan, baik
Yayasan PEKA maupun yayasan GRAPHE. Selain telah bekerja dengan
sukarela (tanpa bayaran), masih menjadi donatur utama.
Kini
setelah diurus dengan baik, jumlah anak-anak yang tertampung adalah
24 anak yang beruntung. Sesungguhnya ada banyak anak yang
kondisinya sangat memilukan hati datang memohon. Tetapi karena
keterbatasan tempat, maka dengan hati yang hancur kami
terpaksa menolak, sambil berdoa agar ada orang yang tergerak
untuk membantu menyediakan tempat yang lebih luas. Demikianlah
sejarah singkat Panti KARENA KASIH.
Jakarta,
2 Maret 2015
Dr.
Steven E. Liauw
Ketua
Yayasan Graphe